Jumat, 30 April 2010

BUSUK TONGKOL FUSARIUM

(Fusarium moniliforme)



Pendahuluan

Busuk tongkol yang disebabkan oleh jamur Fusarium yang sering disebut busuk tongkol merah, merupakan penyakit yang umum pada jagung di seluruh dunia. Penyebab busuk tongkol juga dapat menyerang batang dan menyebabkan busuk batang. Jamur-jamur ini dapat terbawa oleh biji dan menyebabkan penyakit semai (dumping-off). Penyebaran busuk tongkol di Indonesia belum diteliti dengan baik, meskipun hampir terdapat di seluruh Indonesia terutama daerah-daerah yang basah atau lembab.



Gejala




Jamur-jamur penyebab busuk tongkol Fusarium dan Diplodia sering menyerang bersama sehingga terjadi gejala campuran. Gejala busuk tongkol Fusarium bervariasi tergantung jamurnya dan berat ringannya penyakit. Fusarium moniliforme menyebabkan pembusukan pada biji atau sekelompok biji. Oleh karena itu sering kali penyakit ini disebut sebagai penyakit busuk biji.





Warna biji yang busuk bervariasi dari merah jambu sampai ke coklat kemerahan atau coklat kelabu, tergantung dari banyak sedikitnya jamur dan cuaca pada daerah tersebut.













Penyebab Penyakit




Busuk tongkol fusarium disebabkan oleh beberapa spesies jamur seperti F. graminearum dan F. moniliforme. Namun gejalanya berbeda dimana F. graminearum yaitu pembusukan mulai dari ujung hingga kepangkal tongkol, sedang F. monilliforme pembusukan pada biji atau sekelompok biji saja. Jamur ini tidak membentuk mikrokonidium tetapi makrokonidium pada tangkai fialid yang berbentuk tong. Dimana konidiofornya pendek yang bercabang banyak. Konidium sering dibentuk, letaknya jarang, teratur seperti jari, berbentuk bulat sabit dan mempunyai sekat.



Daur Penyakit

Karena jamur ini dapat menyerang biji, patogen tersebut dapat terbawa oleh benih dimana patogen dapat bertahan dalam biji. Selain itu juga dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman yang sakit. Serta mempunyai tanaman inang yang banyak seperti padi, tebu, sorgum, gandum, nenas, pisang, dan berbagai macam gulma rumput-rumputan.

Spora disebarkan oleh angin juga dapat menginfeksi melalui tanah dan biji. Infeksi juga dibantu oleh serangga dan nematoda melalui luka-luka yang disebabkannya pada tanaman, sehingga pengendaliannya dapat mengurangi infeksi khususnya pada akar dan batang. Pada tongkol infeksi dapat terjadi karena spora yang berkembang masuk melalui benang sari (rambut tongkol). Infeksinya juga dibantu oleh luka-luka yang disebabkan oleh serangga seperti ulat penggerek tongkol (Heliothis armigera).



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit

Patogen ini tergolong lemah dimana menyerang tanaman yang hanya menginfeksi tongkol pada keadaan lembab. Banyak infeksi terjadi pada suhu 16-20 oC dan jarang sekali infeksi terjadi bila suhu diatas 20 oC. Oleh karena itu penyakit ini lebih banyak terjadi di pegunungan pada musim penghujan. Menjelang panen para petani sering memotong batang dengan daun-daun di atas tongkol untuk makanan ternak. Bagian bawah batang beserta tongkol dibiarkan mengering. Dalam cuaca yang lembab dapat meningkatkan busuk tongkol, lebih-lebih untuk jenis yang tongkolnya relatif tegak.



Pengendalian

Penyakit dapat dikurangi dengan pemeliharaan tanaman yang sebaik-baiknya seperti pemupukan yang seimbang
Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di ladang.
Menggunakan varietas yang tahan terhadap busuk tongkol misalnya jenis jagung pioner.
Pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak satu famili dengan jagung yaitu padi-padian.
Pencegahan penyakit ini dengan perendaman benih dengan fungisida sistemik.



Nama : Abdullah Yaksan

NPM : 0904130001P

P. Studi : Hama dan Penyakit Tumbuhan


FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar